PANGGILAN UNTUK BERBISNIS

PANGGILAN UNTUK BERBISNIS

Yohanes 8:31-32, Yesus berkata (kepada mereka yang percaya kepada-Nya), “Kamu benar-benar murid-Ku jika kamu tetap setia pada ajaran-Ku. Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

Menjadi seorang pebisnis adalah ekspresi tertinggi dari kebebasan buah dari kemerdekaan. Sebuah kebebasan yang memungkinkan Anda untuk memberi dan mendapatkan rasa hormat. Sebuah kebebasan yang memungkinkan Anda untuk membuat keputusan yang benar atau salah. Sebuah kebebasan untuk menjadikan Anda hidup dalam kelimpahan, untuk dapat masuk daftar orang terkaya. Pebisnis memiliki begitu banyak pilihan untuk dibuat. Penting untuk memikirkan amplitudo tindakan kita. Amplitude dalam bisnis artinya jarak terjauh tindakan kita yang dapat menghasilkan imbalan berlipat ganda.

Seorang pengusaha, seorang pebisnis berarti bekerja dan membela apa yang benar-benar diyakini. Itulah satu-satunya cara untuk merasa terpenuhi. Keinginan untuk tampil adalah hal yang penting bagi pebisnis, dan visi untuk komunitas yang lebih baik di dunia yang lebih baik tidak dapat diungkapkan dengan bekerja untuk orang lain. Mengetahui bahwa pebisnis  memiliki kekuatan untuk membuat perubahan tanpa menjadi bagian dari visi orang lain adalah penghargaan terbesar yang pernah ada.

Kebebasan sejati bukanlah sesuatu yang kita miliki, tetapi merupakan “karunia Tuhan; itu adalah anugerah yang hanya bisa diberikan oleh Tuhan. Dalam arti yang paling dalam, kebebasan adalah anugerah Tuhan karena kita tidak dapat membebaskan diri kita dari ilusi dan keinginan egois tanpa anugerah ilahi.

Kebebasan kita karena kita “tinggal” dalam Tuhan (Yoh 15:4-5), juga dapat diterjemahkan sebagai “terus”, “tinggal”, “tetap”, “hadir” dan “bertahan”, “menempel”, “terkoneksi”, “menyatu”. Ini memberi rasa tinggal di tempat, keadaan, hubungan, atau harapan tertentu. Ini tidak menunjukkan bahwa seseorang hanya diam secara tidak aktif tetapi menunjukkan secara konsisten bergerak dalam suatu pola. Yesus dengan jelas menyatakan bahwa kebenaran membuat seorang murid bebas. Namun, Dia juga menekankan bahwa kebenaran dan kebebasan yang dihasilkannya tidak datang dalam sekejap. Semuanya melalui proses.

Kebenaran yang Dia bicarakan menunjukkan realitas yang luas dan dalam, sebuah paket yang berisi banyak kebenaran individu, bukan hanya satu. Jadi, paket membutuhkan waktu untuk membangun, menumpuk. Itulah sebabnya seseorang harus mematuhi, menekan, mempertahankan kebebasan setelah diberikan. Penggunaan waktu adalah investasi mahal yang tidak selalu mudah dilakukan. Pengalaman dalam kehidupan Kristen membuktikan bahwa kebutuhan mendesak muncul untuk mempertahankan kedudukan seseorang di hadapan Allah, dan kebutuhan itu tidak dapat ditangani dengan santai. Selain itu, ada pemeliharaan disiplin sehari-hari dalam kehidupan seseorang dalam mengamankan kebutuhan mutlak kita untuk belajar, berdoa, dan melayani Tuhan dan sesama manusia.

Kebenaran dan kebebasan berjalan beriringan, tetapi kebenaran hanya akan menghasilkan kebebasan jika digunakan. Inilah sebabnya mengapa harus ada investasi waktu dan energi yang disiplin oleh mereka yang memiliki kebenaran dan keinginan untuk melindungi dan membangun kebebasan mereka. Kita mungkin tahu sesuatu itu benar, tetapi jika kita gagal menggunakannya, apa nilainya? Ini seperti memiliki uang tetapi tidak pernah menggunakannya untuk membeli atau berinvestasi dalam apa pun. Apa gunanya hanya memilikinya? Kalau hanya disimpan atau didiamkan tidak akan menghasilkan, kalau kurang cermat akan habis (dipotong biaya administrasi bank) dan dimakan rayap (kalau disimpan di rumah).

Kebenaran dan kebebasan yang dihasilkannya bertambah bagi mereka yang terus maju, mempertahankan apa yang sudah mereka miliki sekaligus memperluas dan memperdalamnya. Jenis kebebasan yang Tuhan bawa kepada kita datang secara bertahap. Kita harus menang, seperti yang diperingatkan Yesus tujuh kali dalam Wahyu 2-3, dan kita harus bertumbuh dalam kasih karunia dan pengetahuan tentang Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus (II Petrus 3:18).

Amsal 16:3 – Serahkan pekerjaanmu kepada TUHAN, dan pikiranmu akan kokoh. Ketika Anda membuat ide bisnis dan merencanakan serta membagikannya kepada Tuhan, Dia dapat memastikan bahwa Anda mencapainya. Tidak ada yang lebih baik daripada mengundang Tuhan untuk menjadi bagian dari bisnis Anda.

Bisnis Adalah Panggilan; Itu Adalah Karunia; Itu Ministri

Panggilan hidup atau panggilan adalah sesuatu yang harus Anda lakukan atau menjadi dalam hidup Anda. Ingat waktu Anda anak-anak?  Orang yang lebih besar atau dewasa sering bertanya: “Kalau sudah besar mau jadi apa?” Dalam pergaulan pertanyaan yang umum adalah “pekerjaan Anda apa?”. Atau, dia siapa? Jawabannya antara lain: dia adalah Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia. Jawaban lain, dia adalah pengusaha sukses, orang terkaya di Indonesia. Yang terakhir, pengusaha sukses orang terkaya, adalah panggilan hidup. Panggilannya untuk menjadi pengusaha, menjadi pebisnis, melakukan bisnis, bekerja sebagai pelaku bisnis, dia praktisi bisnis.

Panggilan hidup adalah vokasi atau jalan hidup yang Anda yakini berasal dari Tuhan. Anda percaya Tuhan sudah menentukan jalan hidup Anda, itu panggilan hidup Anda. Misalnya suatu bisnis untuk melayani orang lain yang dirasakan dan diyakini begitu benar dan saling menguatkan dengan nilai-nilai dan kemampuan seseorang dan mereka merasakan itulah panggilan Tuhan untuk hidupnya.

Bagi banyak orang, ‘teologi’ dan ‘bisnis’ dikotak-kotakkan menjadi dua segmen: sekuler dan sakral dengan sangat sedikit atau tanpa konektivitas satu sama lain. Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran, pendapat orang banyak itu tidak benar. Pengusaha Silicon Valley, Ken Eldred, menegaskan bahwa tujuan bisnis yang sebenarnya adalah melayani orang untuk kemuliaan Tuhan. Bisnis melayani manusia dengan menciptakan kekayaan (Ul. 8:18) dan Tuhan yang adalah pencipta segala sesuatu memberi manusia kemampuan untuk melakukannya. Teologi dan bisnis secara inheren terkait dari Mandat Budaya (Misi Pembangunan dari Trilogi Misi Kristen dalam Christian Holistic Ministry karya Rev.Dr. Mahli Sembiring, MSi) dalam Kejadian pasal 1 dan 2 (di mana Tuhan memberi Adam pekerjaan untuk dilakukan) hingga hari ini.

Bekerja dengan berbisnis berkaitan dengan dan tujuan individu dalam hidup, panggilan, dan tempat unik di dunia. Benar-benar membosankan mendengar istilah yang menyimpulkan bahwa apa yang disebut tugas “spiritual” di gereja, pekerjaan pendeta, misionaris, dll. adalah panggilan yang lebih tinggi dan disebut ‘pelayanan’. Anda dapat mendengarnya di gereja, membacanya di literatur misionaris dan situs web, dan mendengarnya dalam pembicaraan teman-teman. Ini adalah omong kosong, penyesatan terbesar sepanjang sejarah. Hal ini tidak Alkitabiah. Itu mengabaikan teologi. Ini membagi dua tugas “spiritual” dari aktivitas manusia yang ditahbiskan Tuhan seperti pertukangan, layanan kebersihan, teknik, mekanik, menjahit, memasak, menulis lagu, kesenian, musik, layanan politik, dinas militer, mengajar anak-anak, manajemen bisnis dan seterusnya.

Bagaimana kita tahu bahwa bisnis adalah panggilan yang tinggi dan suci/kudus? Bagaimana kita tahu itu adalah karunia? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini berakar pada teologi dan sejarah kitab suci. Penyalahgunaan negatif memberikan wawasan yang sayangnya tersebar di seluruh era Kristen, dengan pemahaman yang lebih jelas dimulai dengan Reformasi Protestan.

Karunia Inheren atau Bakat Alami Pemberian Tuhan Diakui Dalam Perjanjian Lama.

Panggilan utama kita sebagai pengikut Kristus adalah oleh-Nya, kepada-Nya, dan untuk-Nya. Pertama dan terutama, kita dipanggil kepada Seseorang (Tuhan), Tuhan memanggil kita untukNya. Lihatlah bangsa Israel yang dipanggil dari perbudakan di Mesir pergi ke kemerdekaan di Tanah Kanaan untuk menjadi milik Tuhan sendiri. Mereka merdeka dari Mesir tetapi harus patuh dan tunduk kepada Tuhan (Keluaran dan Imamat, Ulangan seterusnya). Panggilan kedua kita adalah untuk memahami bakat, karunia, dan kemampuan terbaik kita dan melakukannya sepenuhnya untuk Dia, dengan membawa gambar-Nya ke dunia yang gelap. Contoh nyata adalah perumpamaan tentang Talenta yang diajarkan oleh Tuhan Yesus (Mat 25:14-30). Tuhan biasanya memanggil kita sesuai dengan karunia kita, tetapi tujuan dari karunia adalah penatalayanan (mengurus, mengelola) dan pelayanan (ministry). Panggilan mengatakan, ‘Lakukan yang terbaik dengan apa adanya.’ Ada sukacita dalam memenuhi panggilan yang sesuai dengan siapa kita, saat kita menuangkan Shalom ke dalam dunia di sekitar kita, di mana kita berada.

Panggilan Tuhan kepada Adam, Nuh, Abraham, Yakub, Yusuf, Musa, Daniel, Gideon, dan banyak karakter Tokoh Perjanjian Lama lainnya adalah pertama-tama kepada Tuhan sendiri dan kemudian pemanfaatan kemampuan mereka untuk melayani tujuan Tuhan di zaman mereka. Mereka memiliki tujuan baru. Bagian yang kurang dikenal di bawah ini membantu kita melihat integrasi panggilan primer dan sekunder. Dan panggilan sekunder apakah itu keahlian, penggembalaan, pekerjaan rumah tangga, atau pelayanan imamat, adalah sama di mata Tuhan; semuanya harus seperti Raja Daud, yang, ”setelah melayani maksud-tujuan Allah pada generasinya sendiri, pergi tertidur”. (Kisah 13:36)

Keluaran 31: 30 Kemudian Musa berkata kepada orang Israel, “Lihatlah, Tuhan telah memilih Bezalel anak Uri, anak Hur, dari suku Yehuda, 31 dan dia telah memenuhi dia dengan Roh Allah, dengan hikmat, dengan pengertian, dengan pengetahuan dan dengan segala macam keterampilan— 32 membuat desain artistik untuk pekerjaan emas, perak dan perunggu, 33 untuk memotong dan memasang batu, untuk bekerja di kayu dan untuk terlibat dalam semua jenis kerajinan artistik. 34 Dan Dia telah memberikan dia dan Oholiab putra Ahisamak, dari suku Dan, kemampuan untuk mengajar orang lain. 35 Dia telah mengisi mereka dengan keterampilan untuk melakukan segala macam pekerjaan sebagai pengukir, perancang, penyulam dengan benang biru, ungu dan kirmizi dan lenan halus, dan penenun — semuanya pekerja terampil dan perancang.

36 1 Jadi Bezalel, Oholiab dan setiap orang ahli yang kepadanya Tuhan telah memberikan keterampilan dan kemampuan untuk mengetahui bagaimana melakukan semua pekerjaan membangun tempat kudus harus melakukan pekerjaan seperti yang diperintahkan Tuhan.” 2 Kemudian Musa memanggil Bezalel dan Oholiab dan setiap orang ahli yang telah diberi kesanggupan oleh TUHAN dan yang bersedia datang dan melakukan pekerjaan itu. (Keluaran 35:30 – 36:2)

Karunia Roh dalam Perjanjian Baru

Perjanjian Baru juga tidak membedakan “panggilan yang lebih tinggi”. Kita semua harus memahami bagaimana kita diciptakan dan menerapkan aset-aset itu untuk melayani Tuhan dan manusia. Sekali lagi, istilah panggilan, dan pekerjaan (vokasi) harus sinonim. Panggilan sekunder adalah panggilan seseorang, pekerjaan, peran unik dalam memajukan Kerajaan Allah.

Sekarang ada berbagai macam karunia, tetapi Roh yang sama; dan ada jenis pelayanan, tetapi Tuhan yang sama; dan ada berbagai kegiatan, tetapi Tuhan yang sama yang memberdayakan mereka semua dalam diri setiap orang. Kepada masing-masing diberikan manifestasi Roh untuk kebaikan bersama… (1 Kor 12:4-7)

Apa pun yang Anda lakukan, kerjakan dengan sepenuh hati, seperti bekerja untuk Tuhan, bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23)

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya untuk kita lakukan. (Efesus 2:10)

Setiap orang harus menggunakan karunia apa pun yang telah diterimanya untuk melayani orang lain, dengan setia mengelola kasih karunia Allah dalam berbagai bentuknya. (I Petrus 4:10)

Teologi Reformasi Terapan

Mengacu pada distorsi panggilan Katolik, dan kemudian distorsi Protestan. Keduanya adalah bentuk dualisme, yang meninggikan yang sakral dengan mengorbankan yang sekuler. Para reformator Protestan menyoroti perlunya pemulihan pemahaman holistik tentang panggilan. Namun, tradisi evangelis saat ini tampaknya telah mundur ke kesalahpahaman pra-reformasi. Sambil memikirkan konteks ini, Mats Tunehag dari BAM Global, memiliki pandangan modern, telah menyarankan perlunya reformasi lain yang berfokus pada penghancuran kesenjangan suci-sekuler. Di Indonesia, WEABCID mengambil peran untuk itu, sebagai panggilan.

“Pekerjaan para biarawan dan pendeta, betapapun suci dan sulitnya mereka, tidak berbeda sedikit pun di hadapan Tuhan dari pekerjaan buruh pedesaan di ladang atau wanita yang melakukan tugas-tugas rumah tangganya, tetapi semua pekerjaan diukur dihadapan Allah oleh iman saja…” (Martin Luther).

“…jika keinginan kita adalah untuk menyenangkan Tuhan, menuangkan air, mencuci piring, merapikan sepatu dan memberitakan Firman ‘semuanya satu.’” (William Tyndale)

“Tidak ada tugas yang begitu najis dan hina, asalkan kamu menuruti panggilanmu di dalamnya, sehingga tidakpun bersinar menurut dunia, dianggap sangat berharga di mata Tuhan. (Yohanes Calvin)

“Kami memahami Anda mengalami masalah dalam memilih apakah akan melakukan pekerjaan Tuhan atau seorang aktivis politik. Kami dengan rendah hati menyarankan agar Anda dapat melakukan keduanya.” (diucapkan kepada Wilberforce dalam film “Amazing Grace,” 2007) Dengan kata-kata Wilberforce sendiri, “Bisnis saya ada di dunia; dan saya harus bergabung dalam perkumpulan manusia, atau keluar dari pos yang tampaknya telah diberikan Tuhan kepada saya.” (Jurnal Wilberforce tahun 1788).

“Kaul monastik didasarkan pada asumsi yang salah bahwa ada panggilan khusus, sebuah panggilan, di mana orang-orang Kristen yang unggul diundang untuk mematuhi nasihat kesempurnaan sementara orang-orang Kristen biasa hanya memenuhi perintah; tetapi tidak ada panggilan religius khusus karena panggilan Tuhan datang kepada masing-masing dalam tugas bersama.” (Martin Luther)

Kebijaksanaan Abad Kedua Puluh

“’Orang awam’ tidak perlu berpikir bahwa tugasnya yang lebih rendah adalah lebih rendah daripada tugas menterinya. Biarlah setiap orang tinggal dalam panggilan di mana dia dipanggil, dan pekerjaannya akan menjadi suci sebagai pekerjaan pelayanan. Bukan apa yang dilakukan seseorang yang menentukan apakah pekerjaannya suci atau sekuler, itu sebabnya dia melakukannya. Motifnya adalah segalanya.” (A.W.Tozer)

“Tuhan tidak memanggil saya untuk menjadi pendeta atau misionaris; Dia memanggil saya untuk menjadi pengusaha – dan saya tidak melihat perbedaan.” (Michael Cardone dari Cardone Industries)

“Tidak ada gereja yang begitu kehilangan pegangannya pada kenyataan seperti dalam kegagalannya untuk memahami dan menghormati tempat kerja sekuler. Dia telah membiarkan pekerjaan dan agama menjadi kompartemen yang terpisah, dan terkejut menemukan fakta bahwa, sebagai akibatnya, pekerjaan sekuler dunia berubah menjadi tujuan yang murni egois dan merusak, dan bahwa sebagian besar pekerja cerdas dunia telah menjadi tidak beragama, atau setidaknya tidak tertarik pada agama. Tapi apakah itu menakjubkan? Bagaimana seseorang bisa tetap tertarik pada agama yang tampaknya tidak peduli dengan sembilan persepuluh kehidupan?” (Dorothy Sayers)

“Sungguh tidak ada pemisahan antara yang sakral dan sekuler kecuali apa yang telah kita ciptakan. Dan itulah sebabnya pembagian peran dan fungsi yang sah dari kehidupan manusia ke dalam yang sakral dan sekuler benar-benar merusak pekerjaan Kristus. Orang-orang kudus harus berhenti melakukan pekerjaan “gereja” sebagai tindakan alami mereka dan mengambil perintah suci dalam pertanian, industri, hukum, pendidikan, perbankan, dan jurnalisme dengan semangat yang sama yang sebelumnya diberikan untuk penginjilan atau pekerjaan pastoral dan misionaris.” (Dallas Willard)

“Jika Tuhan telah memanggil Anda untuk menjadi seorang pebisnis, jangan bungkuk menjadi seorang pengkhotbah”. (Mats Tunehag dari BAM Global)

“Imamat orang percaya tidak menjadikan semua orang menjadi pekerja gereja, melainkan mengubah setiap jenis pekerjaan menjadi panggilan suci.” G.E. Veith

Contoh Bisnis Sebagai Misi Hari Ini – Teologi Terintegrasi Dengan Bisnis

Syukurlah, semakin banyak umat Tuhan yang mulai memahami “teologi misi” ini. Mereka menyadari bahwa adalah kebohongan bahwa ‘urusan spiritual jauh lebih penting daripada urusan ‘sekuler’. Mereka adalah orang-orang yang telah memulai Bisnis sebagai Bisnis Misi dan Ministri untuk kemuliaan Tuhan yang lebih besar.

Kristian Pettyjohn, pendiri dan CEO PhotoUp selalu memiliki bakat untuk teknologi dan di masa mudanya jatuh cinta dengan desain UI/UX dan pengembangan perangkat lunak. Dia mulai membangun perangkat lunak yang lebih baik dan segera meluncurkan empat startup. Sebagai pengikut Yesus, tidak butuh waktu lama untuk membawa teknologinya ke pangkalan tenaga kerja potensial di Filipina dan menjadikan pekerjanya menjadi murid Yesus.

Narcis Runghwic, di negara asalnya, Rumania, dibimbing di tingkat universitas, oleh beberapa ilmuwan pertanian Kristen. Dia segera menghubungkan cintanya kepada Yesus, minatnya pada pertanian, dan kemampuannya untuk melihat peluang.

Beau Milliken adalah lulusan insinyur kimia dari Oregon State University. Dia menyukai pemecahan masalah dan dia menyukai “memiliki sekelompok rekan insinyur yang kuat untuk bekerja sambil belajar, dan tumbuh dekat dengan…” Dia menyukai pengalamannya memimpin kelompok Young Life dan melayani dengan NFP lokal. Gabungkan semua itu, dan ini mengarah pada pendirian Kijani Forestry di Uganda – memecahkan masalah deforestasi, pengangguran, dan kebutuhan akan nilai-nilai Kerajaan Surga.

Emanuel Bistrain memulai perusahaan konstruksinya sendiri di Texas pada usia sembilan belas tahun. Sebuah perjalanan misi membawanya ke negara kelahiran ayahnya, Rumania, dan dia mengajukan pertanyaan, “Mengapa Tuhan miskin, hanya di Rumania”. Memahami kekuatan bisnis untuk mengubah komunitas, dia dan istrinya memulai Westfield Real Estate.

Kevin Mullins adalah seorang misionaris ketika dia pindah ke Portugal selama krisis keuangan pada tahun 2000. Orang-orang meninggalkan negara itu, karena mereka menganggur dan miskin. Meskipun dia terus mengajarkan Injil Kristus, dia mulai menyadari bahwa dia memiliki kecenderungan untuk memecahkan masalah dan bahwa dia “terprogram untuk bisnis”. Dia sadar bahwa Tuhan telah menciptakan dia untuk saat ini – penciptaan lapangan kerja akan membantu dalam krisis ini dan perusahaan JoyLabs dan Atomivox dimulai.

Jenny Nuccio adalah orang lain yang melakukan perjalanan misi dan tidak pernah menoleh ke belakang. Teman-teman wanita baru di Kenya membantunya memahami budaya dan keterampilan bertahan hidup, dan dia membalas dengan membantu mereka belajar menjahit. Beberapa tahun kemudian, sekelompok enam belas wanita memulai Imani Collective dan hari ini, sekitar 200 wanita dipekerjakan yang mewakili lebih dari seribu orang yang mendapat manfaat dari bisnis ini. Jenny menyebutkan bahwa, “Bersama-sama, kami melepaskan kehebatan wanita melalui pemberdayaan, peluang + komunitas”.

Julie Colombino-Billingham berhasil mencapai Haiti sepuluh hari setelah gempa bumi Januari 2010. Dia memiliki latar belakang krisis dan manajemen, tetapi dia tidak siap untuk apa yang dia lihat. Namun, Tuhan berkata, “Oke – dengarkan saja”. Dan saat dia mendengarkan, dia mendengar perlunya pelatihan kerja dan pekerjaan itu sendiri. Tidak ada pekerjaan di Haiti, tetapi ada banyak ban di jalanan. Dia dan dua wanita lainnya mulai membuat sandal dari ban, dan dengan demikian menciptakan lapangan kerja untuk 40 orang di antaranya! Pengalamannya di Afrika dan di tempat lain membantunya untuk melihat bahwa bantuan sosial itu penting dalam sebuah krisis, tetapi solusi jangka panjangnya adalah penciptaan lapangan kerja. Bantuan atau sumbangan hanya sementara sifatnya, darurat; selanjutnya bisnis memberi solusi permanen.

Sarah Lance pertama kali mengunjungi Kolkata pada tahun 1999. Dia mulai dengan membangun hubungan dengan perempuan yang bekerja dalam perdagangan seks dan belajar tentang struktur sosial yang tidak adil yang membuat perempuan rentan untuk diperdagangkan. Terkadang, startup bisnis berakar pada kebutuhan sosial. Pada tahun 2006, Sarah menyadari bahwa banyak LSM dan lembaga misi berusaha membantu membebaskan korban perdagangan dan prostitusi yang diperbudak, tetapi hanya sedikit yang menciptakan lapangan kerja sehingga para penyintas dapat menopang diri mereka sendiri. Saat ini, perusahaan Sarah mempekerjakan 120 orang, yang berarti berkali-kali lipat manfaat dapat dilihat dari pekerjaan tersebut.

Dan … banyak contoh lainnya, barangkali Anda salah satunya. Jadi, kita tahu bahwa teologi dan bisnis berjalan beriringan. Dalam kata-kata teolog Wayne Grudem, “bisnis itu sendiri memuliakan Tuhan ketika dilakukan dengan cara yang meniru karakter dan ciptaan Tuhan.” Tuhan adalah pencipta, ya Tuhan. Istri saya selalu menciptakan sesuatu yang baru di dapur. Itu adalah karunia; itu adalah panggilan; tidak seperti musisi atau arsitek, penulis lagu atau artis – dan tidak berbeda dengan pebisnis yang menciptakan produk dan menciptakan lapangan kerja. Itu panggilan Tuhan kepadanya.

Alkitab Adalah Panduan Bisnis yang Baik

Bisnis yang sukses mematuhi prinsip-prinsip dengan asal-usul alkitabiah yang jelas. Ketika orang Kristen bertanya tentang panggilan (atau pekerjaan, vokasi), biasanya bermaksud, “Apakah Tuhan memanggil saya untuk pekerjaan, profesi, atau jenis pekerjaan tertentu?” Ini adalah pertanyaan penting, karena pekerjaan yang kita lakukan penting bagi Tuhan. Jika pekerjaan itu penting, masuk akal untuk bertanya pekerjaan apa yang Tuhan ingin kita lakukan.

Dalam Alkitab, Tuhan memang memanggil orang—setidaknya beberapa orang—untuk pekerjaan tertentu, dan memberi semua orang berbagai macam bimbingan untuk pekerjaan mereka. Kami menyelidiki kisah-kisah alkitabiah tentang “panggilan” ini secara mendalam. Meskipun kitab suci jarang benar-benar menggunakan kata “panggilan” untuk menggambarkan tuntunan Tuhan untuk pekerjaan, vokasi, atau tugas, kejadian-kejadian dalam Alkitab ini memang sesuai dengan apa yang biasanya kita maksudkan dengan “panggilan” kejuruan. Jadi, sebagai jawaban awal, kita dapat mengatakan “ya,” Tuhan memang memimpin orang ke pekerjaan, vokasi, dan jenis pekerjaan tertentu sebagai pebisnis.

Namun dalam Alkitab, konsep panggilan lebih dalam dari satu aspek kehidupan, seperti pekerjaan atau bisnis saja. Tuhan memanggil manusia untuk bersatu dengan diri-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Ini hanya dapat terjadi sebagai tanggapan terhadap panggilan Kristus untuk mengikutiNya. Panggilan untuk mengikuti Kristus terletak pada akar dari setiap panggilan lainnya. Namun, penting untuk tidak mengacaukan panggilan untuk mengikuti Kristus dengan panggilan untuk menjadi pekerja gereja yang profesional. Orang-orang di setiap jalan kehidupan (bukan hanya di gereja) dipanggil untuk mengikuti Kristus dengan kedalaman dan komitmen yang sama.

Kita perlu menjelajahi panggilan untuk mengikuti Kristus, selanjutnya mengeksplorasi panggilan untuk pekerjaan bisnis dalam terang banyak bagian Alkitab yang berhubungan dengan panggilan. Bagaimana kerja sama dari Trinitas Bapa, Putra dan Roh Kudus membimbing dan menjadi contoh pekerjaan kita.

  • bagaimana membedakan panggilan atau tuntunan Tuhan di bidang pekerjaan
  • sifat panggilan komunitas
  • panggilan ke gereja vs. pekerjaan non-gereja
  • panggilan untuk karya kreatif dan penebusan Tuhan di luar tempat kerja yang dibayar
  • pentingnya bagaimana Anda bekerja di pekerjaan apa pun yang Anda miliki, dan
  • kebebasan tertinggi yang dinikmati orang Kristen dalam pekerjaan mereka.

Dalam Alkitab, kata “panggilan” paling sering digunakan untuk merujuk pada inisiatif Allah untuk membawa orang kepada Kristus dan untuk berpartisipasi dalam pekerjaan penebusan-Nya di dunia. Perasaan terpanggil ini khususnya menonjol dalam surat-surat Paulus, terlepas dari apakah kata “panggilan” benar-benar digunakan atau tidak.

…termasuk dirimu yang dipanggil menjadi milik Yesus Kristus. (Roma 1:6)

…termasuk Anda yang dipanggil sebagai milik Yesus Kristus. (Roma 8:28)

[Tuhan] ingin agar setiap orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. (1 Tim 2:4)

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru: semua yang lama sudah berlalu; lihat, semuanya telah menjadi baru! Semuanya ini dari Allah, yang mendamaikan kita dengan diri-Nya melalui Kristus, dan yang telah mengaruniakan pelayanan pendamaian kepada kita; yaitu, di dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya sendiri, tidak memperhitungkan pelanggaran mereka, dan mempercayakan pesan pendamaian itu kepada kita. Jadi kita adalah duta-duta Kristus, karena Allah membuat seruan-Nya melalui kita; kami memohon kepadamu atas nama Kristus, berdamailah dengan Allah. (2 Kor 5:17-20)

Panggilan untuk menjadi milik Kristus lebih dalam dari jenis “panggilan” tempat kerja yang kita sebut pebisnis. Untuk alasan ini, penting untuk memulai penjelajahan panggilan kita dengan panggilan untuk mengikuti Yesus. Ini adalah panggilan untuk memulihkan hubungan dengan Tuhan dan dengan orang lain dan dengan dunia di sekitar kita. Ini mencakup semua keberadaan dan perbuatan seseorang. Ini mengingatkan kita bahwa panggilan untuk jenis pekerjaan tertentu adalah sekunder dari panggilan untuk menjadi milik Kristus dan untuk berpartisipasi dalam penebusan dunia.

Sebelum kita dapat membahas kemungkinan tuntunan Tuhan untuk jenis pekerjaan bisnis, kita harus menyadari bahwa Tuhan menciptakan manusia untuk bekerja dan bahwa Dia memerintahkan manusia untuk bekerja sejauh yang mereka mampu. Di awal Alkitab, Tuhan membangun pekerjaan ke dalam esensi kemanusiaan. Dia menciptakan orang menurut citranya sendiri, dan dia sendiri adalah seorang pekerja. Dia menempatkan Adam di Taman Eden untuk tujuan mengusahakan dan memeliharanya, jadi Adam mengerjakannya. Belakangan, di berbagai bagian kitab suci, Tuhan memerintahkan semua orang untuk bekerja sejauh yang mereka mampu. Pekerjaan berlanjut sampai akhir Alkitab. Ada pekerjaan di Taman Eden, dan ada pekerjaan di Langit Baru/Bumi Baru.(Kej 1:27-28; Kej 2:15, 19-20; Kel 20:9; 2 Tes 3:10; Wah 21:24-26; Yes 65:21-22).

Berdasarkan ayat-ayat ini, kita dapat mengatakan bahwa setiap orang “dipanggil” untuk bekerja, selama kita menyadari bahwa dalam pengertian ini “dipanggil” sebenarnya berarti “diciptakan” dan “diperintahkan” untuk bekerja. Tuhan menciptakan Anda sebagai pekerja, dan Dia memerintahkan Anda untuk bekerja, bahkan jika Dia tidak mengirimkan Anda tawaran pekerjaan tertentu. Mungkin sulit untuk membedakan pekerjaan tertentu yang mungkin Tuhan panggil untuk Anda, tetapi tidak ada keraguan bahwa Dia menjadikan Anda sebagai pekerja dan bahwa Dia mengharapkan Anda untuk bekerja, sejauh yang Anda mampu.

Meskipun kita berfokus pada panggilan Tuhan untuk bekerja, pekerjaan hanyalah salah satu elemen kehidupan. Allah memanggil kita untuk menjadi milik Kristus dalam setiap elemen kehidupan kita. Kolose 3:17 Apa pun yang Anda lakukan, dalam kata atau perbuatan, lakukan semuanya dalam nama Tuhan Yesus.

Pada titik ini, kita sekarang mendapat bimbingan Tuhan untuk tugas, pekerjaan, karier, atau jenis pekerjaan tertentu sebagai pebisnis, bahwa: (1) Setiap orang dipanggil untuk menjadi milik Kristus dan untuk berpartisipasi dalam karya kreatif dan penebusan-Nya. (2) Setiap orang diperintahkan untuk bekerja sejauh yang mereka mampu. (3) Tuhan memanggil kita untuk seluruh hidup, bukan hanya untuk pekerjaan.

Tuhan telah memberi setiap orang kemampuan untuk mengenali sesuatu dari apa yang dibutuhkan dunia. Dia sepertinya mengharapkan kita untuk memperhatikannya dan mulai bekerja, daripada menunggu panggilan khusus darinya. Tidak ada formula alkitabiah untuk menerjemahkan kebutuhan dunia menjadi panggilan pekerjaan yang tepat. Itulah mengapa Anda perlu mencari tuntunan Tuhan dalam berbagai bentuk penegasan yang tersedia bagi Anda.

Kita tidak boleh menjadi terfokus pada pekerjaan dengan mengesampingkan sisa hidup. Tuhan juga memberikan karunia untuk kehidupan keluarga, persahabatan, rekreasi, kesukarelaan, dan seluruh keluasan aktivitas kehidupan kita.

Pekerjaan yang akan memenuhi keinginan Anda yang sebenarnya tampak pada awalnya tidak diinginkan, dan mungkin membutuhkan pengorbanan besar dan kerja keras. Keinginan sejati Anda mungkin terpenuhi di banyak bidang kehidupan, tidak harus dalam pekerjaan. Mengetahui apa yang benar-benar Anda inginkan membutuhkan kedewasaan rohani, mungkin lebih dari yang Anda miliki saat ini, Anda sedang menghadapi situasi yang menuntut  Anda membuat keputusan. Tapi setidaknya Anda bisa menyingkirkan gagasan bahwa Tuhan hanya memanggil Anda untuk sesuatu yang Anda benci. Dalam terang ini, Frederick Buechner menulis: “Tempat yang Tuhan panggil Anda adalah di mana kegembiraan Anda yang dalam dan kelaparan dunia yang mendalam bertemu.” (damai sejahtera, kasih dan sukacita bersatu di bawah pimpinan dan kuasa Roh Kudus: itu surga Anda).

Bahkan di negara maju, banyak orang tidak punya banyak pilihan tentang jenis pekerjaan yang mereka lakukan untuk mencari nafkah. Komunitas Kristen akan melakukannya dengan baik untuk memperlengkapi orang baik untuk membuat pilihan tentang profesi mereka, dan untuk mengikuti pimpinan Tuhan dalam pekerjaan apa pun yang kita lakukan. Apa pun pekerjaan Anda, karunia Tuhan memungkinkan Anda bekerja untuk kebaikan bersama, menemukan lebih banyak kepuasan dalam pekerjaan Anda, dan mengatasi atau menanggung aspek negatif dari situasi Anda. Yang terpenting, Tuhan menjanjikan pembebasan pada akhirnya dari kerja keras, kelelahan, dan onak (kesakitan).

Bahkan jika Anda memiliki kebebasan untuk memilih pekerjaan Anda, tiga pertimbangan yang perlu Anda pikirkan: kebutuhan dunia, bakat dan keterampilan Anda, dan keinginan Anda yang paling sejati, adalah pemandu, bukan diktator.

Beberapa kebingungan muncul karena banyak gereja mengharuskan individu mereka “dipanggil” untuk ditahbiskan atau melayani sebagai pendeta, imam, misionaris atau pelayan lainnya. Seringkali kata “panggilan” digunakan untuk menggambarkan proses pemilihan seorang pendeta atau keputusan untuk memasuki pekerjaan gereja secara penuh waktu. Namun, seperti dalam Alkitab itu sendiri, situasi ini jarang merupakan panggilan pribadi langsung dari Tuhan. Sebaliknya, mereka mungkin menggambarkan rasa bimbingan yang kuat dari Tuhan. Tuntunan Tuhan dapat terjadi sama kuatnya dalam bisnis, pekerjaan dan profesi yang tidak berhubungan dengan gereja.

Kami menganggap serius panggilan Tuhan dan membimbing orang ke berbagai jenis pekerjaan biasa dan berbisnis. Dalam melakukannya, kami mencoba untuk mengoreksi kecenderungan lama yang menganggap pekerjaan biasa tidak penting bagi Tuhan dan tidak layak untuk panggilan-Nya. Tetapi sama salahnya jika mengangkat pentingnya pekerjaan atau profesi Anda ke posisi penyembahan berhala. Mendapatkan pekerjaan yang tepat tidak membawa keselamatan, atau bahkan kebahagiaan. Selain itu, tujuan sebenarnya dari pekerjaan bagi orang Kristen adalah untuk melayani kebaikan bersama, bukan untuk memajukan kepentingan diri sendiri. Selama dan seumur hidup, melayani kebaikan bersama datang jauh lebih banyak dari melakukan pekerjaan setiap hari dengan kemampuan terbaik Anda di dalam Kristus, daripada menemukan pekerjaan terbaik untuk diri Anda sendiri.

Prinsip ke-2 Dilengkapi dengan pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan bakat

Diterbitkan oleh WEABCID

Pelayanan holistik berbasis bisnis sebagai ministri. WEABCID, World Evangelical Alliance Business Coalition Indonesia, dipimpin oleh National Coordinator Rev. Dr. Mahli Sembiring, MSi, CPA, BKP. Koalisi Bisnis WEA adalah departemen bisnis Aliansi Injili Dunia dan berfungsi sebagai pusat informasi & sumber daya yang menyediakan kepemimpinan strategis dan pemikiran bagi para pemimpin bisnis, pelayanan, dan gereja. World Evangelical Alliance adalah organisasi internasional terbesar dari gereja dan pelayanan evangelis dan memberikan identitas, suara, dan platform di seluruh dunia kepada lebih dari 600 juta orang Kristen di 129 negara.

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: